”instagram”
header ruang kecil amina

5 Dampak KDRT Terhadap Psikologis, dari Kasus Cut Intan Nabila

5 Dampak KDRT Terhadap Psikologis, dari Kasus Cut Intan Nabila

Cut Intan Nabila saat ini sedang ramai jadi perbincangan, karena menjadi korban KDRT. Dari kejadian tersebut banyak pelajaran yang bisa diambil. Namun, perlu diketahui ternyata kekerasan dalam rumah tangga memiliki banyak dampak, termasuk secara psikologis. Yuk kita bahas, apa saja dampak KDRT terhadap psikologis pada ibu dan anak.


KDRT Cut Intan Nabila

Namun sebelum kita mengetahui dampak psikologis pada ibu dan anak karena KDRT. Aku mau mengajak dulu apa sih yang dialami oleh Cut Intan Nabila.

Selebgram dan mantan atlet anggar ini, memposting di akun instagram pribadinya sebuah video. Video tersebut merupakan rekaman CCTV dirinya yang menjadi korban kekerasan suaminya.

Terlihat juga di dalam video, ada anaknya yang masih bayi sedang tertidur pulas di pojok kasur. Sayangnya saat kejadian kekerasan yang dilakukan suaminya, sang bayi tertendang kaki. Sebenarnya bukan pertama kali seorang publik figur mengungkapkan permasalahan kehidupan dalam rumah tangga. 

Kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) bagaikan fenomena gunung es. Hanya sedikit yang berani dan mau mengungkapkan apa yang mereka alami. Biasanya korban sudah mengalami trauma lebih dulu. Sehingga tidak ada keberanian untuk mengungkapnya.

Aku terkesan dengan salah satu postingan instagram seorang dokter di akun @giapratamamd. Dokter itu menyebutkan bahwa KDRT merupakan kejadian yang sering berulang dialami korban. Namun hanya berujung dengan penyesalan.

Tapi beliau berharap cerita dan kejadian KDRT ini tidak terus berulang. Kasus kekerasan dalam rumah tangga bukanlah aib rumah tangga. Jika teman-teman mengalami atau disekitar kita ada yang mengalaminya, segera minta bantuan.

Apa Itu KDRT?

KDRT merupakan singkatan dari kekerasan dalam rumah tangga. KDRT merupakan sebuah tindakan yang dapat menyakiti orang lain.

Sedangkan, menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kekerasan adalah perbuatan atau tindakan seseorang secara paksa yang dapat mengakibatkan cedera secara fisik, psikis ataupun barang milik korban.

Tidak semuanya dalam bentuk kekerasan fisik, namun kekerasan dalam bentuk lain juga bisa dikategorikan sebagai KDRT. Tindakan KDRT beragam jenisnya bisa dalam bentuk teriakan, pertengkaran, kekerasan secara fisik, intimidasi hingga ancaman dengan melibatkan senjata yang dapat menyebabkan cedera serius.

Dampak KDRT Pada Ibu dan Anak

Ibu dan anak yang terpapar dengan KDRT kemungkinan akan mengalami kesulitan di kehidupan kemudiannya. Pertama, kita lihat segi pandangan ibu atau korban dari KDRT secara langsung.

Dampak yang ditimbulkan dari tindak kekerasan yang dialami korban itu banyak sekali. Mulai secara fisik dan psikis. Dari luka fisik ringan, berat atau bisa saja hingga meninggal. Memang seserius itu dampak KDRT yang bisa ditimbulkan. Secara psikis, ibu akan mengalami kecemasan, depresi dan lainnya. 

Pada anak dampak KDRT sebenarnya tidak terlihat secara jangka pendek. Anak yang melihat langsung tindak kekerasan bisa saja akan merasa syok dan hanya bisa diam. Terutama anak yang masih dibawah umur. Kemungkinan masalahnya akan muncul dalam jangka panjang atau saat sang anak sudah tumbuh besar.

Melihat kejadian dan merasakan secara langsung tindak kekerasan bisa menyebabkan trauma. Trauma tersebut akan muncul setiap hari walaupun hanya di rumah. Bisa saja sampai mengganggu kesehatan mental yang menjadi korban. 

Oleh karena itu, aku mau sedikit membahas apa saja dampak KDRT terhadap psikologis pada ibu dan anak.

5 Dampak KDRT Terhadap Psikologi

Dikutip dari laman resmi Haibunda, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) KDRT terjadi di rumah sebanyak 45 % - 60%. Kejadian kekerasan di dalam rumah bukan hanya terjadi di Indonesia. Bahkan seluruh negara menjadi permasalahan umum yang sering terjadi.

Atas kejadian kekerasan dalam rumah dapat menimbulkan dampak negatif terhadap psikologis. Berikut beberapa dampak yang sudah dirangkum, sering terjadi antara lain :

1. Gangguan Kecemasan

KDRT akan dapat menyebabkan gangguan kecemasan pada para korban baik ibu maupun anak. Bisa jadi para penderitanya tidak merasa tenang dalam menjalankan hari-harinya setelah kejadian yang dialami.

Ibu dan anak korban KDRT akan merasa gelisah dan tidak jarang tergantung mentalnya. Misalnya muncul kebiasaan yang menandakan gangguan kecemasan. Pada anak biasanya lebih rewel dan sering menangis tanpa sebab.

2. Mengalami Stress Pasca Kejadian

Dampak KDRT lainnya yang sering terjadi adalah mengalami stress pasca kejadian kekerasan. Stress yang berlebihan akan mempengaruhi kesehatan tubuh juga.

Jadi, bukan hanya stress yang mengganggu psikis korban. Tapi kesehatan terganggu karena stress. Stress bisa menimbulkan tidak nafsu makan, sakit maag, gerd hingga penyakit pencernaan lainnya.

3. Rasa Percaya Diri Berkurang

Korban KDRT akan merasa dirinya tidak berdaya dan tidak ada energi. Mereka akan merasa rendah diri dan tidak berguna. Bisa saja mereka jadi tidak percaya kemampuan dirinya untuk bisa bangkit dari masalah yang dialami.

Rasa percaya diri yang berkurang bisa mempengaruhi perubahan sifat. Sifat menjadi lebih pendiam, menutup diri hingga tidak ingin bersosialisasi dengan orang lain.

4. Tidak Semangat Melanjutkan Hidup

Korban KDRT yang mengalami kekerasan sering sekali tidak semangat melanjutkan hidup. Mereka akan kesulitan untuk berkembang.

Karena adanya tindakan kekerasan dan tekanan yang dialaminya. Mereka tidak bisa menikmati hidup dan merasa tidak bahagia.

5. Depresi

Akibat traumatis dari setiap kejadian yang dialami dapat mengakibatkan depresi pada penderitanya. Dalam jangka panjang, apabila tidak segera tertangani dampak buruk pada diri korban akan menjadi lebih parah.

Terutama pada anak yang tumbuh dalam keadaan kecemasan, trauma yang tidak kunjung subuh. Bisa tumbuh menjadi dewasa yang memiliki depresi dan tidak bisa melanjutkan hidup di lingkungan masyarakat.

Penutup

Dari kasus kejadian KDRT yang dialami oleh Cut Intan Nabila terlihat adanya banyak dampak buruk. Termasuk dampak KDRT terhadap psikologis pada ibu dan anak. Dampak tersebut akan mengakibatkan jangka waktu panjang apabila tidak segera ditangani. Apabila di sekitar kita mengalaminya, segera meminta bantuan pada tenaga profesional.

6 komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
  1. Aku lihat video nya mba ami, itu bneran parah bgd sih, terlebih dilakuin berulang kali. Bikin jdi trauma sih.

    BalasHapus
  2. Miris. Bisa menimbulkan tidak percaya diri. Ini juga bisa menimbulkan merasa tidak diterima di masyarakat :(

    BalasHapus
  3. Ga kuat lihat video nya saya, terlalu kasar ya

    BalasHapus