Dibalik seorang yang berhasil melakukan banyak hal, itu karena adanya rasa percaya diri. Bangun kepercayaan diri seseorang dari ia sejak kecil. Lalu bagaimana cara melatih kemandirian anak sejak usia dini, sebagai kunci percaya diri anak.
Lahirnya seorang anak dalam kehidupan orang tua menjadi anugerah yang tidak ternilai. Setiap momen bersama anak sangatlah berharga. Namun, seiring berjalannya waktu anak akan tumbuh menjadi remaja hingga dewasa.
Saat itu tidak selamanya orang tua selalu ada membersamai anak. Akan ada waktu perpisahan tanpa anak. Bisa karena anak berangkat ke sekolah yang jauh dari rumah, pergi les, bermain dengan temannya, anak menikah, dan meninggal dunia.
Setiap pertemuan akan ada sebuah perpisahan. Perpisahan dengan anak inilah yang perlu dipersiapkan oleh kita. Menumbuhkan rasa percaya diri anak untuk menghadapi masa depan. Salah satunya dengan cara melatih kemandirian anak sejak dini.
Sebelum membahas bagaimana cara melatih kemandirian anak. Aku akan menjelaskan kenapa sih perlu melatih kemandirian anak, apa manfaat yang didapatkan dan seberapa penting harus dilakukan? Yuk simak sampai selesai ya.
Manfaat Melatih Kemandirian anak
1. Mempersiapkan Untuk Menghadapi Perpisahan
Seperti hal yang sudah aku jelaskan diawal. Orang tua perlu menyiapkan diri anak untuk mandiri. Agar saat menghadapi perpisahan, anak dapat menjalankan hidup dengan sendiri.
Perpisahan ini bisa dalam banyak bentuk, karena kita sebagai orang tua tidak selamanya bisa mendampingi anak. Kita perlu ‘tega’ melepas anak untuk menjalankan masa depannya.
2. Memiliki Generasi yang kuat
Melatih kemandirian anak sejak dini dilakukan agar menghasilkan generasi yang kuat. Kuat disini bukan tubuh kuat saja ya. Tapi kuat dapat menghadapi permasalahan yang dia hadapi. Kuat dan berani menyelesaikan masalah dengan kemampuannya.
Misalnya melihat anak yang sedang dihadapi kesulitan saat bermain lego. Dia kesulitan karena tidak bisa memasang bagian yang kecil. Apabila anak yang mandiri, biasa menyelesaikan masalah sendiri. Dia akan terus mencoba sampai berhasil.
Lain ceritanya kalau anak tidak terbiasa menyelesaikan masalah sendiri. Anak akan mudah menyerah dan putus asa.
3. Punya Kontrol Atas Dirinya
Seorang anak yang mandiri akan memiliki kontrol atas dirinya sendiri. Artinya anak tidak mudah ikut-ikutan dengan pilihan orang lain. Anak akan mengerti kemana tujuan yang ingin dicapainya.
Misalnya saat anak sudah beranjak remaja dan sekolah di bangku SMA. Anak yang mandiri bisa menentukan jurusannya sendiri. Atau anak bisa memilih kegiatan yang positif disukainya.
4. Bisa Bertahan Hidup
Salah satu manfaat dari melatih kemandirian anak sejak dini adalah anak bisa bertahan dalam hidup masa depannya. Bukan hanya secara finansial namun dalam kebaikan lainnya. Anak mampu melakukan segala sesuatu sendiri.
Pentingnya Melatih Kemandirian Anak
Pentingnya melatih kemandiran anak bukan hanya terukur dari anak bisa berhasil melakukan sesuatu. Namun, bagaimana anak memiliki kepercayaan diri bahwa dia mampu menyelesaikan masalahnya sendiri. Anak berani mencoba hal baru tanpa ada rasa takut akan gagal.
Sebagai orang tua, kita tidak bisa memanjakan dan mengatur semua kebutuhan anak. Anak berhak memilih jalan hidupnya. Dengan cara mengenali dirinya sendiri.
Anak yang mandiri bisa menjadi dirinya sendiri. Ia mampu mengenali potensi dan kelemahannya. Sehingga, anak berani mengeksplor apa yang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Kemandirian Anak Sebagai Kunci Percaya Diri
Bagaimana hubungan kemandirian seorang anak dengan rasa percaya diri?
Tidak sadar sebagai orang tua, ketika anak masih kecil tidak memberikan kesempatan anak untuk mencoba hal baru. Karena rasa khawatir yang tinggi atau merasa anak belum mampu.
Sebenarnya apabila orang tua memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan hal baru. Maka akan tumbuh rasa percaya diri di dalam diri anak.
Contoh sederhananya, anak usia balita ingin mencoba cuci piring sendiri. Tapi kita melarangnya karena rasa khawatir bisa memecahkan piring atau gelas beling. Padahal jika kita memberikan kesempatan anak untuk mencoba, dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.
Apabila kita melarangnya sama halnya kita menutupi potensi yang dimiliki oleh anak. Khawatir potensi tersebut tidak dapat berkembang dengan seharusnya.
Lalu, kapan seorang anak memiliki rasa kepercayaan dirinya?
Terdapat tiga hal yang menjadi dasar seorang anak mendapatkan kepercayaan diri. Apabila didapatkan sejak usia dini secara bertahap dan konsisten, antara lain :
1. Memiliki Sebuah Prestasi
Memiliki sebuah prestasi menjadi kebanggan setiap anak. Bukan hanya seorang anak yang berhasil menang suatu lomba olimpiade mata pelajaran saja. Tapi, prestasi ini di mulai dari hal kecil dan sederhana. Terutama prestasi pada anak usia dini.
Misalnya, seorang anak balita berhasil membereskan mainanya tanpa disuruh terlebih dahulu. Bagi anak, itu menjadi sebuah kebanggan dan prestasi yang besar. Karena ia bisa bertanggung jawab atas mainanya agar bisa tersimpan rapih kembali.
2. Mendapatkan Apresiasi
Setelah memiliki sebuah prestasi, seorang anak butuh mendapatkan apresiasi dari orang tuanya. Dari anak balita yang berhasil membereskan mainan sendiri tanpa di suruh. Berikan apresiasi pada anak dari hal yang kecil dan sederhana.
Dengan cara memberikan ucapan apresiasi. “Wah MasyaAllah, hebatnya kakak sekarang sudah membereskan mainannya sendiri. Dengan begitu mainannya bisa tersimpan rapih ya”
Jangan sampai kita sebagai orang tua malas memberikan apresiasi sekecil apapun. Dengan seorang anak mendapatkan apresiasi tersebut dapat meningkatkan rasa kepercayaan diri.
3. Memiliki Keberanian
Ketika seorang yang sudah memiliki keinginan untuk melakukan hal sendiri atau tampil sendiri. Biarkan anak mencobanya. Artinya anak sudah mulai memiliki keberanian dalam mencoba hal baru.
Contohnya, anak berani berangkat ke sekolah sendiri tanpa di antar. Kita sebagai orang tua sebaiknya memberikan kesempatan anak mencoba melakukannya. Kita perlu percaya dengan kemampuannya bahwa sudah bisa. Hal itu dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri anak.
Cara Melatih Kemandirian Anak Sejak Usia Dini
Dari hal yang sudah dibahas tentang manfaat kemandirian anak sebagai kunci kepercayaan diri. Kita sadar bahwa betapa pentingnya anak tumbuh menjadi anak yang mandiri.
Sekarang aku mencoba sharing bagaimana cara melatih kemandirian anak sejak usia dini, diantara lain :
1. Memberikan Teladan yang Baik
“Children learn more from what you are, that what you teach” - W.E.B Du Bois
Anak akan selalu belajar dari apa yang biasa dilihatnya dan diajarkan oleh orang tua. Maka, sebaiknya orang tua selalu memberikan teladan yang baik untuk anak.
Memberikan contoh dalam bersikap, berperilaku dan berbicara yang baik. Agar anak dapat tumbuh menjadi anak mandiri dan baik.
2. Berikan Kesempatan
Anak akan belajar dari teladan yang diberikan oleh orang tuanya. Kemudian anak mencoba untuk melakukannya sendiri. Dengan memberikan kesempatan anak mencoba menjadi bagian yang penting. Hal ini menjadi salah satu proses penting dalam melatih kemandirian anak.
3. Motivasi
Setiap melatih kemandirian anak sebenarnya tidak berhasil dengan instan dan cepat. Bukan semata-mata anak sekali mencoba langsung berhasil.
Ada kalanya dalam kesempatan mencoba anak tidak berhasil. Ketika gagal itu, berikan motivasi dan semangat pada anak menjadi penting. Agar anak tidak menjadi seorang yang mudah menyerah dan berkecil hati. Bahwa untuk mencapai kesuksesan membutuhkan proses.
4. Konsisten
Kesempatan dan latihan yang dilakukan agar anak bisa berhasil melakukan sesuatu tidak bisa dalam satu kesempatan. Namun perlu dilakukan secara berulang dan konsisten. Hingga mendapatkan keberhasilan tersebut. Maka pentingnya konsistensi dalam melatih kemandirian anak.
5. Ciptakan Lingkungan yang Aman
Pastikan setiap latihan kemandirian anak dilakukan dalam lingkungan yang aman. Sesuaikan dengan kemampuan usia anak. Jangan sampai kita orang tua memberikan latihan ataupun tantangan yang tidak sesuai dengen perkembangannya.
6. Berikan Latihan Secara Bertahap
Melatih kemandirian anak terutama untuk anak usia dini perlu diberikan secara bertahap. Dari hal kecil dan sederhana yang menjadi bekal hidupnya. Naikan tingkat kesulitannya apabila anak sudah berhasil tanpa bantuan. Lakukan terus secara bertahap dan konsisten.
Melatih kemandirian anak usia dini bisa dilakukan berdasarkan tahap perkembangannya. Seperti hal yang sedang aku lakukan pada anak. Saat ini aku ingin melatih anak bisa makan sendiri. Tapi tidak semerta-merta aku membiarkan anak makan sendiri begitu saja. Namun, aku perlu melatihnya secara bertahap.
Awalnya dengan mengajarkan anak bagaimana pegang sendok. Mengenalkan berbagai jenis makanan yang bisa digenggam juga. Apabila terlihat kemampuan dalam memegang sendok sudah baik. Aku mengajarkan bagaimana memasukan sendok ke dalam mulut. Awalnya pasti banyak yang terjatuh dan yang kemakan hanya sendiri.
Dengan latihan secara bertahap dan konsisten setiap waktu makan. Anak akan mulai bisa makan dengan lebih baik. Hingga akhirnya berhasil bisa makan sendiri dengan rapih tanpa bantuan. Kemampuan makan sendiri menjadi dasar dalam kehidupannya. Kita perlu memberikan kesempatan anak mencoba. Walaupun selama prosesnya akan ada kegagalan, bekas makan yang berantakan, dan makanan yang terbuang.
Dari semua proses latihan itu, insya allah akan mendapatkan pencapaian yang berguna untuk kehidupan anak kita.
Penutup
Itulah, 6 cara melatih kemandirian anak sejak usia dini. Dimana sebagai kunci menumbuhkan kepercayaan diri anak.
Kemandirian anak bukanlah sesuatu yang instan didapatkan. Namun, kemandirian pada anak adalah sebuah proses yang dilatih secara terus menerus dan bertahap. Mulai dari hal kecil dan sederhana untuk menghadapi lingkungan sekitarnya. Kemudian bertahap dan konsisten dilatih hingga suatu pencapaian.
Anak akan bertahan hidup dengan rasa kepercayaan diri yang sudah tertanam sejak kecil. Berkat hasil dari melatih kemandirian anak.
Agar anak mampu mandiri, kuncinya harus percaya diri dulu ya kak
BalasHapusMaksudnya dengan anak bisa mandiri, berbanding lurus dengan munculnya rasa percaya diri anak mbak
HapusWah, konsisten ini, PR banget...
BalasHapusBetull hehhe
HapusAnak jangan dikit-dikit dilarang ya kak
BalasHapusYang penting masih sesuai dengan aturan dan aman
Hapus