”instagram”
header ruang kecil amina

Menghadapi Anak Tantrum dengan Bahasa Kasih Sayang

Menghadapi anak tantrum dengan bahasa kasih sayang

Halo Bestie Rucil!

Dalam mengasuh dan mendidik anak memang penuh dinamika permasalahannya. Tidak hanya menikmati proses tumbuh kembang anak dan tingkah lucu yang dilakukannya. Mendengarkan anak merengek dan menangis juga yang perlu dihadapi.  Kali ini, aku akan berbagi bagaimana menghadapi anak tantrum dengan bahasa kasih sayang.

Anak kedua aku yang memasuki usia 2 tahun, akhir-akhir ini sering mengalami tantrum. Dengan menunjukan sikap menangis, berteriak sambil berguling-guling. Berdasarkan pengalaman, webinar atau kulwap yang aku pernah pelajari, serta isight dari podcast dr. Aisyah Dahlan dengan Nikita Willy aku akan memperkenalkan dulu apa itu tantrum dan bahasa kasih sayang.

Mengenal Tantrum Pada Anak

Tantrum merupakan suatu perilaku yang sering terjadi pada anak ketika anak merasa marah, sedih, dan frustasi. Biasanya tantrum diekspresikan dengan tangisan yang kencang, teriakan, hingga berguling-guling di lantai.

Tantrum pada anak biasanya terjadi ketika anak menginginkan sesuatu, Namun belum bisa menyampaikan apa yang diinginkannya dengan baik. Jadi anak merasa saat tantrum keinginannya dapat dimengerti dan lebih cepat dituruti oleh orang tuanya.

Menurut dr. Aisyah Dahlan banyak sekali teori menjelaskan penyebab anak tantrum. Beliau mengatakan bahwa salah satu penyebab anak tantrum adalah anak ingin mengungkapkan sesuatu tapi belum jelas. Apalagi bagi anak yang baru belajar berkomunikasi, giginya belum lengkap, lidah masih kaku dan kosa kata yang dimilikinya masih sedikit. 

Sebagai orang tua lah, kita perlu belajar memahami bahasa yang ditunjukan pada anak. Hal apa yang ingin disampaikannya. Memang bukan yang mudah, tapi harus belajar lebih memahami.


5 Bahasa Kasih Sayang Pada Anak

5 aspek bahasa kasih sayang

Dr Aisyah Dahlan menjelaskan pada Nikita Willy, bahwa ada satu teori tambahan untuk menghadapi tantrum anak. Teori mengenai bahasa kasih sayang atau sering kali dijelaskan mengenai baterai kasih sayang pada anak.

Bahasa kasih sayang lebih terkenal dengan sebutan love language sebenarnya bukan hal yang asing saat ini. Awalnya aku love language ini hanya berlaku untuk pasangan saja. Justru tidak kalah penting love language ini dipraktekan ke anak.

Pada anak usia 0 - 5 tahun, dijelaskan bahwa love language ini bagikan baterai kehidupan anak yang perlu diisi setiap hari. Apabila dalam satu hari, bahasa kasih kurang diberikan ke anak dapat menimbulkan sebuah penyimpangan. Penyimpangan inilah yang sering terjadi berupa tantrum.

Love language atau bahasa kasih sayang ini bagaikan baterai yang perlu diisi setiap hari. Hal ini  dibagi menjadi 5 aspek, yaitu 


1. Pujian

Sebuah pujian ke anak sangat perlu dilakukan setiap hari. Pernah dengar kan dengan istilah word of affirmation. Artinya sebuah kata-kata yang diucapkan bisa sebagai afirmasi atau penguat seseorang.

Sepertinya pada anak, mereka sangat memerlukan pujian. Apa yang mereka lakukan berikan apresiasi berupa ungkapan dan pujian. 

Misalnya, anak kedua aku berhasil menutup pintu kamar sendiri. Aku memberikan pujian padanya “pinter saffa, pintunya langsung ditutup. Hebatnya langsung inisiatif ya nak. Terima kasih”

Kata-kata sederhana seperti itu akan sangat memberikan motivasi dan semangat pada anak. Apa yang dilakukannya merasa dihargai.


2. Sentuhan Fisik

Pernah nggak mengalami kita datang untuk melihat anak sedang apa di kamar saat anteng, tiba-tiba anak datang memeluk?

Yap, anak di bawah 5 tahun sangat senang untuk dipeluk atau di belai. Dengan adanya sentuhan fisik anak akan merasa sangat dicintai oleh kita sebagai orang tua.

Sentuhan fisik tidak hanya berupa pelukan ya, masih banyak yang bisa lakukan. Seperti bergandengan tangan saat berjalan-jalan di luar rumah, punggungnya diusap, atau memberikan pijatan pada anak juga termasuk. 

Kalau aku selalu berusaha untuk memberikan sentuhan fisik yang lembut pada anak saat bangun tidur dan sebelum tidur. Agar bisa menambah memori baik dan meningkatkan ikatan kasih sayang dengan anak.


3. Waktu yang Berkualitas

Banyaknya aktivitas yang perlu dikerjakan setiap hari kadang melupakan salah satu bahasa kasih sayang ini. Waktu yang berkualitas berubah menghabiskan waktu secara bersama-sama.

Jadi tantangan cukup berat juga bagi aku yang lebih senang melakukan aktivitas dengan multitasking. Ternyata tidak baik juga melakukan beberapa aktivitas secara bersamaan. Seperti memasak sambil mencuci piring. 

Sama hal dengan melakukan aktivitas bersama anak, misalnya nyuapin anak makan tapi aku sambil bolak bali melihat cucian baju. Duh jangan ditiru yaa bestie hehe.

Jadi, menurut dr. Aisyah Dahlan menghabiskan waktu bersama dengan berkualitas merupakan salah satu bahasa kasih sayang yang perlu dipenuhi ke anak. Sebenarnya kegiatan sederhana yang biasa dilakukan setiap hari aja bisa. 

Tidak perlu 24 jam full menemani, bisa dengan 15 - 30 menit tapi fokus bersama anak. Misalnya menemani anak bermain, membacakan buku cerita tanpa kita melirik kesana kemari termasuk tidak pegang gadget. Agar benar-benar fokus melakukan aktivitas bersama anak.


4. Pelayanan yang diberikan

Pelayanan yang diberikan bukan seperti melayani untuk memanjakan ya. Wajar saja anak hingga 5 tahun masih membutuhkan bantuan setiap hari dan bergantung dengan orang tua. Karena anak masih belajar untuk mandiri dan bertahan hidup.

Anak usia 5 tahun masih membutuhkan di masakan makanan, dipakaikan bajunya, diambilkan mainan atau barang yang diinginkannya karena belum bisa mengambil sendiri. Hal itu merupakan wajar diberikan ke anak.

Pelayanan yang diberikan untuk anak juga sebagai bahasa kasih sayang yang diungkapkan orang tua pada anaknya. Pelayanan ini juga merupakan bentuk sayang kita dalam merawat anak. Jadi coba lakukan dengan sepenuh hati agar anak merasakan ketulusan kita.


5. Hadiah

Hadiah ini bukan serta merta harus barang baru yang dibeli seperti mainan untuk anak. Hadiah ini bisa dalam bentuk sederhana yang dikemas dengan baik. 

Memberikan hadiah bisa dalam bentuk barang atau makanan kesukaan anak. Dengan menyebutkan kata ‘hadiah’ sebagai kode atau tanda anak memahaminya.

Contohnya, aku kemaren membuat es krim homemade sendiri. Mengingat anak-anak seneng banget beli es krim dan suka minuman dingin. Aku pun memberikannya pada anak dengan mengucapkan, “lihat nak, mamih punya hadiah untuk kalian. Es krim susu pisang buatan mamih. Jadi bisa makan es krim sepuasnya”

Dengan mengatakan kata ‘hadiah’ saat memberikan sesuatu pada anak. Anak akan merasa sangat senang dan dicintai oleh orangtuanya. 

Buat yang penasaran mengenai bagaimana menghadapi anak tantrum dengan bahasa kasih sayang coba nonton selengkapnya di channel YouTube Nikita Willy.



Menghadapi Anak Tantrum Tantrum dengan Bahasa Kasih Sayang

Lalu apa hubungannya menghadapi anak tantrum dengan bahasa kasih sayang pada anak?

Penjelasan dari dr. Aisyah dahlan bahwa otak manusia itu sebagai pengendali dalam pikiran dan perasaan. Agar bisa terprogram dengan baik atau istilahnya dalam berjalan baik tanpa ada penyimpangan berarti perlu di program dengan baik.

Salah satunya love language yang sudah aku jelaskan sebelumnya. Love language atau bahasa kasih sayang ini diibaratkan sebagai baterai kehidupan seorang anak.

Apabila semua aspek pada bahasa kasih sayang terpenuhi dengan baik setiap hari, maka hormon yang menghasilkan rasa bahagia, senang dan tenang akan terus keluar. Jadi anak tidak akan ada merengek menangis hingga tantrum. Karena semua love language atau anak merasa dicintai setiap harinya terpenuhi dengan baik.

Misalnya, kondisi anak tiba-tiba tantrum apalagi dalam waktu lama. Coba para orang tua cek apakah hari ini sudah memenuhi 5 aspek bahasa kasih sayang ke anak. Atau jangan-jangan ada yang terlupakan satu. Lupa dipeluk kah hari ini anaknya atau belum di kasih hadiah. Jadi perlu diperhatikan satu persatu dari bahasa kasih sayang itu.

Penutup

Bagaimana bestie rucil sudah mulai memahami menghadapi tantrum anak dengan bahasa kasih sayang?

Bahasa kasih sayang atau love language ini merupakan sebagai cara menunjukan rasa sayang kita pada anak dalam mengasuh dan mendidiknya. Karena setiap anak selalu ingin merasa dicintai dan dilindungi oleh orang tuanya.

Jangan sampai bahasa kasih sayang ini dibiarkan ‘kosong’ dan lama tidak diisi oleh orang tuanya. Bisa-bisa anak kita akan melakukan penyimpangan berupa tantrum yang berlebihan. Tantrum dengan menangis, berteriak, memukul atau hingga melukai diri sendiri dan orang lain sangat berbahaya. 

Jadi perlu diperhatikan, kalau anak sudah mengalami tantrum apalagi tantrum dengan waktu lama. Perlu dicek ini, aspek bahasa kasih sayang apa yang belum dipenuhi ke anak.

Semoga kita sebagai orang tua bisa lebih dekat mengenal pengasuhan dan mendidik anak dengan penuh kasih sayang serta kesabaran ya.


8 komentar

Terima kasih sudah berkunjung. Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar.
  1. Alhamdulillah walau 2 anakku tak pernah tantrum, tapi perlu sekali reguler cek ricek aspek bahasa kasih sayang yg belum dipenuhi ke anak, seperti bahasan diatas ya kak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Serius mbak? MasyaAllah.. tips dong gimana caranya biar anak ga tantrum versi mba hesti ya hehe

      Hapus
  2. Teringat keponakanku, suka banget digendong. Ternyata bahasa kasih sayang, sentuhan fisik, perlu di-recharge

    BalasHapus
  3. Tulisannya bermanfaat sekali ini buat para calon ibu atau ibu yang punya anak balita. Krena kalau tidak paham, bisa bingung juga menghadapi anak tantrum

    BalasHapus
  4. Aq juga praktekin mba, ilmu ini wat anak-anak aq. Manjur Alhamdulillah no tantrum2 lagi

    BalasHapus
  5. Mengetahui bahasa kasih sayang membuat anak menjadi lebih nyaman saat kondisi apapun bersama kita ya mba..

    BalasHapus